Keajaiban Tanaman Jagung
Rabu, 24/02/2010
TIDAK banyak orang tahu bahwa tanaman jagung adalah tanaman yang ajaib. Bagi banyak orang jagung dianggap sebagai tanaman biasa yang dikonsumsi dengan cara dimakan atau mungkin juga dijadikan sayuran.
Tetapi, seperti kata Harlin, seorang petani jagung yang gemar melakukan penelitian di daerah Finger Lakes, New York, jagung adalah tanaman yang ajaib.
”Bagi saya, jagung merupakan gabungan antara karya seni dan matematika yang hebat. Mulai dari daunnya hingga ke setiap biji pada tongkolnya, semuanya tersusun mengikuti pola yang tepat dan sedap dipandang,”kata Harlin kepada Majalah Awake, belum lama ini.
Tanaman itu, lanjut dia, juga mampu ”berbicara”kepada manusia.
Tanaman jagung akan memberi tahu kita jika ia haus atau kurang gizi. Tanaman jagung yang bertumbuh ini akan memberi tanda-tanda visual bila ia membutuhkan sesuatu.
Misalnya, melalui warna dan bentuk daunnya, untuk memberi tahu kita apa sebenarnya kebutuhan dia. Nah, tentu kita harus memahami tanda-tanda tersebut.
Dedaunan jagung yang berubah warna menjadi ungu kemerah-merahan mungkin menunjukkan kekurangan fosfat. Gejala-gejala lainnya mungkin menunjukkan bahwa ia kekurangan magnesium, nitrogen, atau potas.
Dengan hanya melihat, seorang petani bisa memberi tahu apakah tanaman jagungnya berpenyakit atau keracunan bahan kimia.
”Seperti semua penanam jagung, saya selalu emnanamnya pada musim semi, agar kehangatan tanah memungkinkan benih bertunas. Pada waktu tanaman itu sudah dewasa, setelah berumur empat hingga enam bulan, tinggi batangnya bisa mencapai dua meter,”kata Harlin.
Lembar Daun Tahapan pertumbuhan jagung dapat ditentukan dengan menghitung lembar daunnya. Pada waktu tahap lima lembar daun, daya kimiawi dan ”matematikanya”, mulai terlihat. Pertama-tama, akar-akarnya membuat analisis tanah yang menyeluruh.
Informasi yang diperoleh dari analisis ini akan menjadi dasaruntuk program pertumbuhan yang menentukan besarnya tongkol, yang diukur dari jumlah baris bijinya.
Kemudian, pada tahap antara 12 hingga 17 lembar daun, analisis tanah selanjutnya akan membantu tanaman memastikan berapa banyak biji yang akan ada pada tongkolnya.
Intinya, setiap tanaman seolah-olah membuat perhitungan bagaimana mendapatkan hasil terbaik dari tanah tempat ia tumbuh. Bukti selanjutnya dari rancangan yang menakjubkan ini terletak pada kerumitan perkembangbiakkan jagung.
Setiap tanaman jagung mempunyai karakteristik jantan atau betina. Bagian atas tanaman yang bertumbuh oanjang adalah malai atau bunga jantan. Setiap bunga jantan memiliki 6.000 kuncup bunga, atau kepala sari.
Kuncup-kuncup ini menghasilkan jutaan serbuk sari per tanaman. Karena terbawa oleh angina, ia menyerbuki telur-telur dalam tongkol muda tanaman jagung di dekatnya. Telur-telur itu tersembunyi dengan aman di bawah kelobot, yaitu pembungkus tongkol.
Bagaimana serbuk sari dapat mencapai telur melewati kelobot yang melindunginya ? aitu melalui rambut. Rambut-rambut itu adalah serat yang lembut berwarna kemerahan, yang berjuntai dari ujung bulir jagung yang masih terbungkus. Setiap tongkol jagung mempunyai ratusan helai rambut.
Jika Anda menelusuri setiap helai rambut hingga ke pangkalnya, Anda akan tiba di indung telurnya. Untuk setiap helai rambut, ada sebutir telur. Kemudian setiap butir telur akan menghasilkan biji di tongkol jagung.
Gilir Tanam Bagian ujung rambut yang terlihat, yang bergoyang sewaktu angin yang membawa serbuk sari berembus, mempunyai bulu-bulu halus, atau kepala putik dan menangkap serbuk sari.
Segera setelah serbuk sari ditangkap, yang bisa terjadi di mana saja pada rambut jagung yang terurai, serbuk itu bertunas dan mengeluarkan tabung, seperti akar, yang turun emlalui rambut itu untuk membuahi telur.
Jagung yang ompong, yang biji-bijinya tidak lengkap, terjadi akibat beberapa rambut tidak diserbuki, mungkin karena mengalami kelambatan dalam pertumbuhan. Hal ini bisa disebabkan oleh tanah yang kering.
Sekali lagi, jika seorang petani mengetahui gejala-gejalanya, biasanya ia akan melakukan sesuatu untuk mengatasi masalahnya dan meperbaikinya. Jika bukan untuk panenan sekarang mungkin untuk panenan berikutnya.
Banyak petani jagung melakukan gilir tanam dengan tanaman lain. Harlin melakukan selang-seling tanaman jagung dengan tanaman kedelai.
Kedelai adalah tanaman kacang-kacangan atau legume yang menambah nitrogen ke dalam tanah dan tanaman ini tidak dapat dimakan oleh hama jagung, sejenis ulat perusak.
”Saya selalu senang sewaktu memandang sebidang lahan kosong berubah secara perlahan menjadi hijau, lalu menghasilkan makanan yang limpah, dan semuanya berlangsung dengan senyap, bersih dan indah. Saya benar-benar yakin, bahwa jagung ñ seperti semua tanaman - adalah keajaiban penciptaan. Dan apa yang saya ketahui baru sedikit saja,” tutur Harlin.
Sejarah Jagung Pembudidayaan jagung dimulai dari Meksiko, dan dari Negeri Samba ini, jagung menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penduduk Peru sebelum zaman Inka menyembah Dewi Jagung yang didandani dengan mahkota tongkol jagung yang mencuat dari kepala ke segala arah seperti jari-jari roda.
Joseph Katsner, seorang penulis tentang alam mengatakan, bahwa orang-orang Indian Amerika menyembah jagung sebagai bahan yang diciptakan oleh para dewa. Mereka juga melengkap makanan jagung dengan jenis kacang-kacangan sebagai makanan sehari-hari hingga sekarang.
Orang Eropa, baru menemukan jagung pada tahun 1492, setelah penjelajah bernama Christhoper Columbus tiba di Kepulauan Karibia. Putra Columbus, Ferdinand, menulis bahwa ayahnya melihat biji-bijian yang mereka sebut jagung dan sangat lezat bila direbus, dibakar atau digiling menjadi tepung.
Columbus kemudian membawa pulang bibitnya ke panyol. Jagung kemudian diketahui tumbuh di Spanyol tahun 1.500-an dan juga di Bulgaria serta Turki.
Para pedagang Eropa kemudian juga membawanya ke Afrika. Para penjelajah Spanyol kemudian menaburkan benih jagung yang berasal dari Meksiko di Filipina dan beberapa negara Asia. Dan sejak itulah tanaman jagung berkembang di mana-mana.
Sekarang ini, jagung merupakan hasil panen biji-bijian terbesar kedua di dunia setelah gandum. Sedangkan beras di rangking ketiga. Ketiga jenis pangan ini yang paling banyak dikonsumsi umat manusia di dunia.
Sebagaimana tanaman rumput-rumputan lainnya, jagung mempunyai banyak varietas. Sebenarnya di AS saja ada lebih dari 1.000 jenis yang dikenal, termasuk Hibrida.
Di banyak negeri, para petani biasanya menanam jenis Hibrida karena hasil panennya banyak. Varietas ini kebanyakan jenis gigi kuda, dikembangkan dengan proses persilangan dan pembudidayaan tanaman yang mempunyai ciri-ciri yang diinginkan.
Namun, konsekuensi dari cara ini ialah bahwa setiap kali musim tanam para petani harus membeli benih. Sebab, tanaman yang tumbuh dari benih hasil panen hibrida sebelumnya bisa jadi mutunya tidak selalu baik dan hasilnya lebih sedikit.
Tinggi batang pohon jagung berkisar 60 cm hingga bisa mencapai 6 meter. Panjang tongkolnya juga bervariasi. Ada yang panjangnya hanya 5 cm, tetapi ada pula yang ukurannya luar biasa mencapai 60 cm.
Di Amerika Latin, seperti kata buku Latin American Cooking, banyak dibudidayakan jagung dengan tongkol besar berbentuk lonjong, dengan biji-biji yang rata-rata panjangnya 3 cm dan lebarnya hampir sama.
Jagung juga tampil dalam aneka warna. Selain kuning, tongkolnya bisa berwarna merah, biru, merah muda, atau hitam. Dan, kadang-kadang bijinya bisa membuat tongkolnya tampak seperti berbintik, atau bahkan bergaris-garis.
Ada yang kemudian menjadikan jagung yang berwarna-warni ini bukan sebagai bahan makanan tetapi dipakai hanya sebagai bahan dekorasi yang menarik.
Varietas jagung yang banyak itu terbagi ke dalam enam kelompok besar. Yaitu, jagung gigi kuda, jagung mutiara, jagung tepung, jagung manis, jagung ketan (orang Jawa menyebutnya Canthel) dan jagung berondong.
Jagung manis hanya sedikit hasilnya dibanding jenis lain. Rasa manisnya adalah karena cacat dalam metabolisme, sehingga hanya sedikit gula yang diubah menjadi pati. Di seluruh dunia, lebih dari 60 persen hasil jagung untuk pakan ternak dan hanya 20 persen dikonsumsi manusia. Sisanya digunakan sebagai bahan baku industri atau bibit.
Kegunaan jagung tak terhitung banyaknya. Biji-bijinya atau produk-produknya dapat ditemukan mulai dari perekat hingga mayones dan dari bir hingga popok kertas.
Jagung bahkan telah mendapat tempat di industri bahan bakar, meski masih diperdebatkan, dalam menghasilkan etanol. Sudah pasti, sejarah dan keserbagunaan tanaman yang menakjubkan ini masih terus berlanjut, entah sampai kapan. (Eko H.Mudjiharto-23) *Suaramerdeka.com 19022010