Saat Cinta Terbentur Masalah..

Selasa, 27/04/2010

TAK dipungkiri, setiap orang pasti memiliki masa-masa sulit dalam hidupnya. Kerumitan masalah hidup yang tak bisa dikendalikan ini terkadang mampu membentur cinta yang Anda miliki bersama pasangan. Saat itulah cinta pun lalu dipertaruhkan.

Tiga poin berikut ini akan membantu Anda dan pasangan saling menguatkan hubungan dalam menghadapi masa-masa sulit yang datang:

Hubungan Anda adalah segalanya

Saat menghadapi stres akibat tekanan ekonomi yang menyesakkan hidup Anda, ingatlah selalu bahwa ada dia di sisi Anda yang memberi kekuatan. Bicarakan dengan pasangan Anda segala masalah yang dihadapi, berbagilah agar beban di pundak Anda menjadi lebih ringan. Carilah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah bersama dan mencari solusinya. Ingat, dua kepala justru lebih baik untuk mendapatkan ide-ide kreatif.

Tetap berpikir positif

Jangar biarkan hidup Anda terus di bawah tekanan dan hubungan Anda dengannya pun tak sadar telah berada di ambang kehancuran. Hadapilah ini dengan cara dan sikap yang positif. Lalui situasi terberat ini dengan tetap tersenyum dan kendalikan laju emosi Anda agar tetap berada dalam jalur yang aman. Anda hanya perlu melihat bahwa di sisi gelap jalan yang harus Anda lalui, akan ada sisi terang, dimana Anda dan dia akan menemukan solusi atas masalah dan situasi yang dihadapi.

Miliki tujuan bersama

Jagalah agar hubungan Anda dengannya tetap berlandaskan pada tujuan yang sama. Bicarakan bersama tentang rencana Anda dengannya satu tahun mendatang, lima tahun berikutnya dan tujuan serta cita-cita Anda bersamanya di sepuluh tahun ke depan. Rencanakan dengan matang apa yang ingin Anda lakukan berdua dengannya, tak usah muluk-muluk, sesuatu yang sederhana saja namun sangat bermakna, misal memiliki rumah sendiri. *Suaramerdeka 23042010

Read Users' Comments (0)

Cinta (Ungkapan Cinta dari hati)

Rabu, 20/04/2010


“Dari Hati Untuk Jiwa”

kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tidak terlihat

ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.
karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan
mereka.

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.

Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka
yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku
lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”
tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku
sendiri ”
mebuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan.

Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa
yang kamu rasa,
bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau
sadar. *erwindealova.blogspot.com

Read Users' Comments (4)

Persahabatan di Keraton Kasepuhan

Sabtu, 17/04/2010

Salah satu situs bersejarah yang layak dikunjungi di Cirebon adalah dua istana bersaudara, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Berdasarkan catatan sejarah, ketika Sunan Gunung Jati masih hidup, Cirebon hanya memiliki satu keraton. Namun, setelah ia wafat, keraton berhasil dipecah menjadi dua oleh Belanda.

Memasuki kawasan Keraton Kasepuhan, pengunjung akan disambut sebuah gerbang yang terbuat dari bata merah bertingkat. Bagian depan keraton ini biasanya dinamakan dengan Siti Inggil atau tanah tinggi, yang menghadap langsung ke arah lapangan tempat dulunya pasukan keraton berkumpul setelah melewati Siti Inggil yang berbentuk gerbang dan pagar panjang.

Di Siti Inggil ini ada lima bangunan tanpa dinding beratap sirap, yaitu Mande Pandawa Lima, yang bertiang lima dan melambangkan Rukun Islam, untuk duduk pegawai raja. Kemudian ada Mande Jajar dengan tiang tengah yang berukir sebanyak enam melambangkan Rukun Iman. Seluruhnya ada 20 tiang yang menggambarkan sifat ketuhanan. Digunakan untuk tempat duduk raja saat melihat alun-alun dan bila sedang mengadili terdakwa,

Bangunan lain adalah Mande Semar Tinandu yang bertiang dua, melambangkan Kalimat Syahadat. Berfungsi sebagai tempat duduk penasehat raja. Selanjutnya ada Mande Karesmen yang berfungsi untuk membunyikan Gamelan Sekaton pada tanggal 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah, terakhir adalah Mande Pengiring untuk tempat duduk prajurit pengiring raja dan tempat hakim menyidang terdakwa.

Kejayaan

Tanda-tanda kejayaan keraton di zamannya bisa dilihat dari banyaknya keramik China dari Dinasti Ming yang ditempelkan pada dinding, mulai gerbang paling depan hingga bagian dalam keraton. "Keramik China melambangkan hubungan Keraton Cirebon dengan China dulunya sangat baik. Bahkan, salah satu istri Sunan Gunung Jati adalah putri China," kata pemandu di Keraton Kasepuhan, Sugiman.

Ia menjelaskan, Keraton Kasepuhan dibangun 1529 sebagai perluasan dari keraton tertua di Cirebon, Pakungwati. Keraton itu dibangun oleh Pangeran Cakrabuana yang juga pendiri Cirebon pada 1445. Kejayaan keraton ini juga terlihat dari keberadaan sebuah bangunan masjid yang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada dalam kompleks Keraton Kasepuhan. Masjid itu dibangun 1549.

Teknologi

Di sebelah timur Taman Bunderan Dewan Daru berdiri bangunan untuk tempat penyimpanan kereta pusaka yang dinamai Kereta Singa Barong. Kereta ini dibuat pada tahun 1549 atas prakarsa Panembahan Pakungwati I.

Bentuknya, mengambil pola mahluk prabangsa. Kereta ini merupakan perwujudan dari tiga binatang menjadi satu, yaitu belalai gajah melambangkan persahabatan dengan India yang beragama Hindu; kepala naga melambangkan persahabatan dengan China yang beragama Budha; sedangkan sayap dan badan mengambil dari buroq melambangkan persahabatan dengan Mesir yang beragama Islam. "Dari ketiga kebudayaan itu digambarkan dengan Tri Sula yang berarti tajamnya alam pikiran manusia,” ujar Sugiman.

Kereta ini dahulunya digunakan untuk upacara kirab keliling Kota Cirebon setiap tanggap 1 Syura dengan ditarik oleh empat ekor kerbau bule. Tapi sejak 1942, kereta ini tidak dipergunakan lagi dan hanya dikeluarkan tiap 1 Syawal untuk dimandikan. "Kereta kencana Singa Barong ini telah memiliki teknologi yang menarik, seperti jari-jari roda dibuat melengkung ke dalam agar air dan kotoran tidak masuk ke dalam kereta," jelasnya. *Kompas.com 12042010

Read Users' Comments (0)

Contoh Kasih Sayang Rasulullah Terhadap Istri

Sabtu, 03/04/2010

Rasulullah adalah contoh teladan bagi kita dalam berbagai hal, beliau adalah manifestasi sempurna Allah taala di dunia ini. Dalam memperlakukan istri-istri, beliau memperlihatkan contoh teladan sempurna bagi kita. Salah satunya adalah Tertera dalam suatu riwayat bahwa takala saat di rumah, istri beliau Aisyah r.a. tengah berbicara agak sedikit cepat-cepat kepada Rasulullah saw, tiba-tiba dari arah atas ayah beliau (Abu Bakar r.a.) datang. Mendengar ini beliau tidak dapat mengendalikan emosi beliau dan beliau maju ke depan untuk memukul putri beliau bahwa, “Engkau ini berbicara seperti itu di hadapan Rasul Allah?”

Rasulullah saw bergitu melihat hal itu langsung menjadi penghalang diantara ayah dan puterinya dan menyelamatkan siti Aisyah dari hukuman yang diperkirakan akan menimpa. Takala Abu Bakar teaah pergi maka Rasulullah saw sambil bercanda kepada siti Aisyah r.a, “Lihat, hari ini bagaimana saya telah menyelamatkan engkau dari kemarahan ayah engkau?”

jadi perhatikanlah betapa tingginya teladan ini yang tidak hanya dengan diam beliau berupaya menuntaskan masalah, bahkan kepada Abu bakar r.a. yang merupakan ayah siti Aisyah r.a. Kepadanya pun beliau mengatakan “janganlah mengatakan sesuatu kepada Aisyah, dan kemudian dengan segera beliau bercanda pada Aisyah r.a dan dengan cara itu sungguh beliau telah mencairkan suasana yang sedang tegang.

Kemudian terdapat suatu riwayat bahwa beberapa hari kemudian Abu Bakar r.a. Datang untuk kedua kalinya maka Aisyah tengah bercanda dengan senang hati dengan Rasulullah saw. Abu Bakar r.a. Berkata: “Lihatlah, kemarin kalian telah mengikutsertakan saya dalam pertengkaran kini ikut-sertakanlah juga saya dalam suka cita kalian” (Abu Daud, itabul adab bab Majaa fil mazaah)

Rasulullah saw benar-benar bersabar terhadap kemanjaan siti Aisyah r.a. Pada suatu ketika beliau bersabda kepada beliau bahwa, “Aisyah, saya mengenal betul akan kemarahanmu dan kegembiraanmu”. Bagaimana bisa? Bersabda beliau, “Apabila engkau senang kepada saya dalam ucapanmu engkau bersumpah dengan menyebut demi Tuhannya Muhammad, tetapi tatkala marah maka engkau berbicara dengan menyebut Tuhannya Ibrahim.” Aisyah r.a. Berkata: “Ya Rasulullah, memang itu benar, tetapi sudahlah saya hanya meninggalkan nama engkau di bibir saja (tetapi dari hati kecintaan kepada engkau tidak dapat hilang)” (Bukhari kitabunnikah bab ghairatun-nisa wa wujdihinna).

Mirza Ghulam Ahmad menulis:
“Kecuali tidakan tidak senonoh (zina) semua perilaku akhlak buruk dan kelancangan dan sikap kasar perempuan seyogianya dihadapi dengan kesabaran”, kemudian, “Menurut hemat kami, sudah merupakan hal yang sangat memalukan apabila kita yang justru sebagai laki-laki malah berperang dengan perempuan. Allah telah menjadikan kita sebagai pria dan pada hakikatnya ini merupakan nikmat yang sempurna kepada kita. Sebagai rasa syukur kepada-Nya ialah kita harus memperlakukan perempuan dengan halus dan lemah lembut”.

Kemudian beliau menulis lagi: “Berkenaan dengan dengan saya, pada suatu ketika saya memanggil istri saya dengan nada tinggi yang bercampur dengan kondisi hati yang pilu dan saya merasa bahwa suara yang keras itu bercampur dengan perasaan hati sedih dan dalam semua itu tidak ada ungkapan yang menyakitkan hati atau kata-kata kasar yang keluar dari mulut. Sesudah itu saya sampai lama terus memanjatkan istighfar dan saya terus melaksanakan shalat nafal dengan khusyuk dan tawadhu’ dan sayapun memberikan sedikit sedekah bahwa sikap kasar terhadap istri ini jangan-jagan ini merupakan akibat dari suau maksiat terhadap Allah yang terselubung”.

Sumber: Agamaislam.info

Read Users' Comments (1)komentar

Terima Aku Apa Adanya

Sabtu, 03/04/2010

"Terimalah aku apa adanya"..adalah sebuah artikel ttg kehidupan berumah tangga..he3. Kenapa ku tulis ulang artikel ini??? hayoo...memangnya sudah (akan) menikah??? hehehe... (i said, "ya belom...khan belajar ga ada salahnya..betul? :b)

Seperti yang di"wejang"kan oleh banyak orangtua (tepatnya teman2 yang sudah berpengalaman :b), dikatakan bahwa kunci dalam pernikahan adalah saling menerima apa adanya. Karena, seperti kita menerima seorang sahabat, pastilah kita tidak selalu mendapatkan sesuatu (sikap) yang kita senangi darinya, tapi terkadang juga ada kekurangan dari seorang sahabat yang kita selalu menerimanya (apa adanya). Pada seorang sahabat, apakah kita marah saat sahabat bersikap tidak seperti yang kita harapkan? Sepertinya tidak, kalau kita bener2 sayang pada sahabat kita. Lalu bagaimana pula untuk hubungan dengan kekasih hidup? Ya..aku menganggapnya sama seperti hubungan dengan sahabat, hanya saja ada hak dan kewajiban yang telah diatur dalam hubungan pernikahan. Dan hukumnya pun telah jelas, juga pertanggungjawabannya karena pernikahan merupakan perjanjian suci yang akan dipertanggungjawabkan pada Allah.

Sebagaimana dalam QS An Nisaa: 21, yang bunyinya:
“… dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”

Demikian agungnya ikatan pernikahan hingga sebanding dengan separuh agama. Begitulah, keputusan dua insan berbeda untuk menikah tentunya dengan pertimbangan matang, paham dan tahu tujuan dari pernikahan. Mengerti betul perbedaan akan disatukan dalam perkawinan. Hingga pemahaman-pemahaman dari ini diharapkan akan membawa pada keharmonisan dan kelangsungan pernikahan pada keabadian.

Pernikahan adalah bangunan yang bertiang Adam dan Hawa yang membangun kecintaan dan kerjasama, penuh mawadah, ketenteraman, pengorbanan, dan juga hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyariatkan.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Ruum :21).

Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Istri ibarat tempat bernaung bagi suami setelah seharian bekerja keras. Penghiburnya di saat lelah. Suasana rumah yang penuh belas kasih hingga menumbuhkan ketenteraman. Sebaliknya suami yang baik akan memberikan timbal balik yang sama.

Suami sebagai pemimpin rumahnya dengan bantuan dan dukungan istri akan bertindak sebijaksana mungkin mengatur rumah tangganya tanpa harus bersikap otoriter. Dan jika tugas suami istri berjalan seimbang maka akan memberi ketenteraman dan kemantapan dalam hubungan suami istri. Dan anak-anak yang tumbuh dalam “lembaga” yang bersih ini akan tumbuh dengan baik. Sebab individu yang bernaung di dalamnya tahu hak dan kewajibannya sebagaimana sabda Rasulullah,

“Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.”

Suami memiliki hak yang besar atas istrinya. Di antara hak itu misalnya:

Menjaga kehormatan dan harga dirinya, mengurusi anak-anak, rumah dan hartanya saat suami tak ada di sisinya. Allah l berfirman :

“….. wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka…… “ (QS An Nisaa: 34)

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda,

“Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya.” (Riwayat Bukhari Muslim).

Berpenampilan menyenangkan di depan suami dan bersikap manis. Sebagaimana Rasulullah bersabda,

“Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang, menaatimu saat engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu saat engkau tinggal.” (Riwayat Tabrani)

Hak lain suami adalah tidak mengizinkan istri memasukan orang yang dibenci suami, menjaga rahasia suami istri termasuk dalam urusan ranjang, berusaha menjaga kelanggengan bahtera rumah tangga, tidak meminta cerai tanpa sebab syar’i.

Dari Tsauban, Rasulullah berkata, “wanita manapun yang minta cerai kepada suami tanpa sebab, maka haram baginya mencium bau surga”. (Riwayat Tirmidzi, Abu Daud).

Selain itu istri harus banyak bersyukur dan tidak banyak menuntut. Perintah ini sangat ditekankan Islam, bahkan ancaman Allah tak akan melihatnya pada hari kiamat kelak jika istri berbuat demikian.

“Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)”

Masih banyak hak-hak suami atas istrinya. Di samping itu suami pun harus memberikan hak istrinya serta menjalankan kewajibannya. Di antaranya adalah memberi makan pada istri apabila ia makan, memberikannya pakaian, tidak memukul wajah istri, tidak menjelek-jelekkan kekurangannya, tidak meninggalkan istri melainkan di dalam rumah, memperlakukan dengan lembut dan menggaulinya dengan baik.

Selain suami memiliki kewajiban memberi nafkah lahir batin, suami berkewajiban mengajarkan ilmu agama apalagi ia memegang kepemimpinan dalam rumah tangga. Hingga ia pun wajib membekali diri dengan ilmu yang syar’i, dengan demikian ia akan mampu membawa keluarganya, istri dan anaknya dalam kebaikan. Jika ia tidak sanggup, mengajar mereka, suami harus mengajak mereka menuntut ilmu syar’i bersama ataupun menghadiri majelis-majelis ilmu. Suami pun harus memberi teladan baik dalam mengemban tanggung jawabnya dan atas apa yang dipimpinnya.

Menerima Kekurangan dan Kelebihan

Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.

Ibaratnya wanita laksana ranting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu akar selalu membutuhkan ranting dan ranting selalu membutuhkan akar. Sebagaimana firman Allah dalam al-A’raf 189,

“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya, Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”

Dengan memahami hal ini, kehidupan rumah tangga akan tenteram. Dan tenang berlayar, sangat mustahil ditemukan sepasang suami istri yang sempurna segala sesuatunya. Yang bisa dilakukan adalah dengan jalan saling memahami dan menghargai satu sama lain.

Menerima apa adanya kekurangan atau kelebihan pasangan. Tidak membandingkan pasangan kita dengan yang lain. Karena hal-hal seperti ini tidak akan membuat nyaman hubungan namun hanya akan menjadikan kita makin sensitif dengan segala perbedaan. Dan sekali lagi memaafkan semua kekurangan pasangan adalah lebih baik. Hargailah segala kelebihannya. Dan berterima kasihlah atas semua yang telah dikerjakan dan diberikan pasangan pada kita. Insyaallah ini akan membuat makin manisnya hubungan dengan pasangan.

Mungkin ada hal-hal yang tak kita sukai pada pasangan kita, namun bukanlah masih ada hal-hal baik yang kita sukai dan lihat ada padanya? Kita harus bijaksana menyikapi hal ini.

Kita tak perlu berpura-pura dan menutupi kekurangan kita hanya karena takut tak sempurna di hadapan si dia. Karena bisa saja justru hal ini akan menyeret kita pada hal-hal berbahaya. Moralnya saja dengan berbohong menjanjikan ini dan itu serta janji setinggi langit. Padahal kita tahu tak akan bisa memenuhinya. Jika pasangan tahu tentu ia akan marah dan jengkel hingga membuahkan pertengkaran dan hal-hal buruk lain. Bukanlah lebih baik kita selalu tampil apa adanya, karena itu tak akan membebani kita ?

Sungguh, jika si dia benar-benar mencintai kita tentu dia akan menerima kita apa adanya. Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita. Tanpa basa-basi. Yang perlu diingat kita selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, semampu kita. Insyaallah di rumah kita. (ummu fatimah ahmad).

(Dari: majalah-nikah.com)

Read Users' Comments (0)